Sebastian Darke: Prince of Fools
Penulis: Philip Caveney
Penerjemah: Aan
Editor: Fransisca Goenarso
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan: I, Agustus 2009
Tebal: 356 hlm
Penulis: Philip Caveney
Penerjemah: Aan
Editor: Fransisca Goenarso
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan: I, Agustus 2009
Tebal: 356 hlm
Alexander adalah seorang pelawak kawakan di kerajaan Cletus. Semua lelucon, sindiran dan ceritanya mampu membuat ruangan istana penuh dengan ledakan tawa. Tak heran dengan kemampuannya itu, ia sanggup member kemewahan kepada istri dan Sebastian,anak laki-lakinya.
Sayangnya keadaan itu hanya terjadi beberapa tahun. Raja Cletus mangka dan diganti dengan putranya Daniel yang ternyata tak mewarisi sedikitpun selera humor ayahnya. Sehingga tak perlu heran jika Alexander kehilangan pekerjaan dan semua kemewahan yang didapatkannya selama ini. Kehidupan keluarga kecil itu pun berubah drastis. Walau telah mencoba untuk memulai peruntungan di kedai-kedai minuman ataupun di gedung teater music, ternyata pendapatannya tak cukup untuk menghidupi keluarganya.
Sampai suatu hari, ia mendengar kabar tentang kebaikan Raja Septimus, pemimpin tertinggi kota Keladon. Alexander tak ingin melewatkan kesempatan ini. Ia berniat untuk menawarkan jasanya. Tak peduli jarak yang akan ditempuhnya. Segala sesuatu pun dipersiapkan. Termasuk berlatih berhari-hari tanpa henti, siang dan malam. Saking seriusnya, Alexander lupa akan kesehatannya sendiri. Suatu pagi, ia ditemukan oleh istrinya tergeletak pingsan.Pria yang menikahi seoran peri itu teresang demam tinggi. Malang bagi ketiganya, demam itu tak kunjung sembuh dan parahnya membawa Alexander pada kematian.
Sepeninggalan sang ayahnya, Sebastian merasa tanggung jawab akan keberlangsungan keluarga berasa di tangannya. Tak ada profesi yang terpikir selain mengikuti jejak ayahnya, menjadi seorang pelawak. Sayang, tak sedikitpun bakat sang ayang yang mengalir dalam daram Sebastian. Bukannya lucu, lelucon yang dilontarkannya cenderung membosankan. Tak peduli kemampuannya menghafalkan semua lelucon-lelucon dengan sangat baik. Dan Sebastian sadar betul akan hal itu.
Namun keadaanlah yang membuat Sebastian nekat untuk melanjutkan rencana ayahnya untuk mengadu nasib di kota Keladon. Walau tahu bahwa perjalanan ini sangat berbahaya. Bersama Max, Buffalope miliknya, ia pun memulai perjalanan.
Perjalanan yang mereka tempuh terasa sangat melelahkan. Bekal persediaan yang dibawanya semakin menipis. Dan sialnya mereka diserang kawanan Luper liar yang nyaris membuat nyawa mereka melayang. Beruntung, mereka di tolong oleh Golmra Corlnelius , kesatria ahli tempur, yang ternyata juga hendak mengadu nasib di kota yang sama.
Setelah saling mengenal, akhirnya mereka sepakat untuk menempuh perjalanan dan menjemput mimpi. Dengan harapan akan terjadi perubahan nasib. Sayangnya, mereka tak tahu bahwa bahaya yang tak sesungguhnya sedang menunggu di sana.
~~
Untuk buku yang mengkategorikan dirinya dalam genre fantasi, buku ini kekurangan banyak bumbu. Terlepas dari mahkluk-makhluk ajaib sang Bufaloppe, buku ini sangat miskin akan unsur magis. Jadi pembaca yang benar-benar menyukai buku fantasi tak bisa berharap banyak
Namun satu kelebihan buku yang telah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa asing dan mendapat beberapa penghargaan seperti Waterstone Children’s Book, Stockholm Prize dan Coventry Inspiration Book award adalah sisi humor yang sangat tebal. Saya benar-benar terhibur setiap kali membaca semua percakapan yang melibatkan Max di dalamnya. Binatang peliharaan Sebastian ini sungguh kocak. Bahkan sempat terpikir seharusnya Max lah yang berdiri di atas panggung.
0 komentar:
Posting Komentar